cM9vM9MirM26dfTAuyWFIhBz8OA7shffomJEZPKZ
Bookmark

Beragam Jenis Aliran Seni Rupa dan Contohnya

Penciptaan seni rupa dengan aliran seni rupa menjadi dua komponen yang tidak bisa terpisah satu sama lain. Yang mana pada saat membuat sebuah seni rupa, umumnya sang perupa menggunakan aliran tertentu yang berperan seperti alur dalam cerita.

Dalam jenisnya, aliran tersebut tidak hanya terdiri dari satu jenis, tetapi cukup banyak macamnya. Sebab, telah ada sejak peradaban lampau. Walaupun telah ada sejak zaman dahulu, tetapi masih banyak pula jenis aliran seni rupa yang masih populer hingga kini.

Namun, tidak dapat dielakkan pula bahwa seiring berkembangnya zaman, aliran seni rupa juga mengalami perkembangan.

Pasalnya, manusia mempunyai imajinasi yang luas sekaligus dinamis. Karena itu, sangat besar kemungkinannya untuk terjadi penemuan aliran-aliran baru, yang berbeda maupun berupa pengembangan dari yang sebelumnya. Lalu, apa saja aliran-aliran dalam seni rupa yang dimaksudkan? Sebagai referensi untuk Anda, penjelasannya bisa ditemukan pada bagian di bawah ini.

Beragam Jenis Aliran Seni Rupa dan Contohnya

Aliran Seni Rupa

Seperti yang diketahui bersama, terdapat dua jenis karya seni rupa, yakni corak dua dimensi dan tiga dimensi. Ya, perbedaan pada keduanya terletak pada dimensinya. Jika dua dimensi hanya terdiri dari panjang serta lebar, sedangkan untuk tiga dimensi terdapat panjang, lebar, dan tinggi.

Sebagaimana yang telah disebutkan, aliran seni rupa tidak hanya terdiri dari satu macam, tetapi banyak jenisnya. Berikut penjelasan mengenai masing-masing jenisnya:

1. Aliran Abstraksionisme

Aliran Seni Rupa
contoh seni rupa aliran abstraksionisme non-figuratif

Boleh dikatakan, aliran seni rupa ini termasuk dalam jenis yang bebas dalam visualisasinya. Perupa justru ingin menjauhkan karyanya dari figur yang terdapat dalam sebuah objek.

Secara lebih khusus, terdapat dua jenis aliran abstraksionisme yang berbeda, yakni geometris dan non figuratif. 

Aliran seni rupa
contoh seni rupa aliran abstraksionisme geometris

Untuk yang geometris, maka dalam penggambarannya menggunakan bentuk-bentuk geometris secara murni. Sedangkan untuk yang non figuratif, menggunakan garis serta warna secara bebas tanpa terikat aturan tertentu, sampai figur atau objek di dalamnya sama sekali tidak dapat dikenali.

2. Aliran Dadaisme

Ciri khas utama dari aliran seni rupa dadaisme yaitu meninggalkan sentuhan kasih sayang. Selain itu, juga sering dianggap sebagai anti seni. Karena itu, hal utama yang menonjol pada corak seni rupa dengan aliran ini adalah sebuah kekasaran, kasar, atau juga sebuah kritikan.

Sifatnya yang sedemikian ini menjadikannya mampu memberikan kesan tertentu ketika diamati. Mengenai objeknya, objek yang menjadi inti karya seni ini pun beragam, mulai dari manusia, hewan, dan tumbuhan.

3. Aliran Ekspresionisme

Ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang menggambarkan objek sesuai dengan imajinasi, perasaan, sekaligus emosi yang dimiliki perupa. Karena mengedepankan pada hal-hal tersebut, maka corak dari hasil karya pada aliran ini bisa menggambarkan kondisi perupa. Dalam artian, pada setiap karya dengan aliran ini dilengkapi oleh perasaan sekaligus emosi sang perupa. Misalnya, kesedihan, kebahagiaan, kemarahan, dan lain sebagainya.

4. Aliran Fauvisme

Aliran seni rupa fauvisme lebih menekankan pada penggunaan warna yang terbilang imajinatif sekaligus liar. Dalam pemilihan warnanya, sang perupa seolah tidak memperhatikan pakem tertentu, melainkan cenderung bebas, tetapi tetap mengandung makna. Meskipun demikian, bukan berarti karya seni rupa ini terlepas dari unsur estetika. Sebab, tetap terlihat keindahan dari karya seni rupa yang menggunakan aliran ini.

5. Aliran Futurisme

Melalui, aliran seni rupa futurisme perupa menekankan pada keindahan ritme karya seni. Gambar seolah tampak seperti bergerak. Visualisasi objek menggunakan bentuk-bentuk geometris aliran kubisme yang sifatnya statis. Objek direpresentasikan dalam sebuah karya yang terkesan bergerak. Karena itu, terdapat kesan bayangan pada sekelilingnya, sehingga menghasilkan gerakan yang menjadikan suatu karya seni rupa mampu bergerak.

6. Aliran Gotik

Aliran seni rupa dengan nama gotik mungkin terdengar sedikit kurang familiar. Pada representasinya, karya seni rupa ini menggunakan garis yang bernuansa tebal serta cenderung ramping. Umumnya, objek yang dipakai adalah tokoh suci, raja, ratu, maupun ksatria. Karena itu, karya seni ini sering ditempatkan pada bangunan-bangunan kerajaan maupun tempat suci.

7. Aliran Impresionisme

Aliran seni rupa ini lebih mengedepankan impresi atau kesan pembuat karya terhadap objek. Hal ini menjadikan karya seni ini memiliki keunikan sendiri. Sebab, penggambarannya menerapkan bagaimana kesan dari sebuah objek yang ditangkap oleh sang perupa.

8. Aliran Konstruksivisme

Aliran seni rupa konstruktivisme biasanya digunakan untuk menggambarkan objek bangunan-bangunan. Baik bangunan kuno, klasik, neo klasik, maupun modern, dapat divisualisasikan menggunakan aliran ini. Karena objeknya yang demikian, menjadikan hasil karya dengan menggunakan aliran seni rupa ini diletakkan pada bangunan-bangunan kerajaan dan lain sejenisnya.

9. Aliran Kontemporer atau Post-Modern

Aliran seni rupa ini relatif luwes dalam menghadapi kemajuan zaman. Pasalnya, corak seni rupa menggunakan aliran ini bersifat dinamis, dilengkapi ekspresi, sekaligus juga terkesan menonjol. Kemudian, yang juga menarik, biasanya aliran ini digunakan untuk merepresentasikan situasi serta kondisi waktu tertentu secara terstruktur.

10. Aliran Kubisme

Aliran seni rupa kubisme menggunakan berbagai bentuk geometris yang kemudian dikembangkan hingga mampu membentuk objek tertentu. Misalnya, untuk menggambarkan sebuah sapi, tidak hanya dibuat secara monoton dengan warna sapi pada kenyataannya. Akan tetapi, sapi tersebut akan digambarkan secara unik menggunakan bentuk-bentuk geometris. 

Mungkin awalnya terlihat menyiku, tetapi dengan teknik yang tepat maka bisa didapatkan objek yang indah  bahkan hingga tidak terlihat wujud geometris sketsanya. Apalagi dengan penggunaan warna yang tepat, akan menghasilkan objek yang terlihat rapi.

11. Aliran Naturalisme

Aliran seni rupa selanjutnya adalah naturalisme. Apabila Anda mengamati secara sekilas, mungkin tampak sama dengan aliran sebelumnya, yakni realisme. Akan tetapi, keduanya berbeda. Pasalnya, jika pada aliran seni rupa realisme objek tidak memperoleh penambahan unsur apapun.

Berbeda dengan aliran naturalisme yang menambahkan objek dengan aspek-aspek tertentu supaya hasil seni rupa terlihat semakin indah sekaligus kontras. Karenanya, memang terlihat seperti kenyataan, tetapi ada sedikit hal yang dilebihkan, mungkin yang ditonjolkan berupa warna, atau yang lainnya.

12. Aliran Neo-Klasik

Sejak kemunculannya pada revolusi perang Perancis, aliran seni rupa neo klasik mengandung sifat yang klasik, rasional, sekaligus objektif. Terdapat penempatan norma-norma tertentu pada setiap hasil karya seni rupa dengan menggunakan aliran ini. 

Objek digambarkan secara hiperbolis, tetapi tetap seimbang dengan menggunakan batasan pada warna secara bersih sekaligus statis. Selain itu, pada umumnya menggunakan latar belakang istana kerajaan, sehingga yang divisualisasikan pun kehidupan kerajaan, lengkap dengan norma akademis yang mengikat.

13. Aliran Optik

Aliran seni rupa optik menggunakan teknik pencahayaan optik seperti pada distorsi pada benda-benda optik pada umumnya. Perupa ingin menampilkan sebuah teknik penciptaan karya yang sederhana, tetapi mampu menipu mata. Biasanya, pemilihan warnanya adalah monochrome. Memang terkesan simple, tetapi bisa memberikan kesan rumit dengan visualisasi sedemikian rupa.

14. Aliran Pittura Metafisica

Senada dengan namanya, aliran seni rupa jenis ini memberikan kesan metafisica terhadap hasil karya seni rupa. Yang mana karena sifatnya ini, justru menjadi kebalikan dari aliran kubisme serta futuristik. Secara garis besar, karya seni rupa dengan aliran ini menggunakan boneka sebagai objek lukisan, juga tidak jarang ditambah dengan manusia yang berinteraksi dengan benda sekitarnya.

15. Aliran Pointilisme

Aliran seni rupa pointilisme mengedepankan penggunaan titik-titik sepanjang area objek. Karena penggunaan titik yang jumlahnya merata pada aliran seni rupa ini, objek menjadi kurang bisa terlihat jelas sepenuhnya, justru terkadang cenderung blur atau kabur. 

Apalagi saat Anda mengamatinya dari jarak dekat, maka relatif terlihat kurang jelas. Sedangkan apabila Anda mengamatinya dari jauh, biasanya akan lebih jelas. Selain itu, dengan penggunaan titik dalam jumlah banyak ini, seolah terdapat tekstur pada seni rupa jika Anda mengamatinya secara mendalam.

16. Aliran Popular Art

Aliran seni rupa ini termasuk jenis aliran yang baru. Karenanya, masih banyak  dipakai sampai saat ini. Anda boleh jadi sering menjumpai seni rupa dengan menggunakan nuansa pop art atau popular art. Sebagai contoh, lukisan berbentuk karikatur yang berfungsi untuk menyindir aspek tertentu. Kemudian, ada pula gambar objek tertentu yang dimodifikasi dengan menggunakan kolase maupun mozaik, sehingga bisa tampak lebih unik.

17. Aliran Primitif

Image Source: 

Aliran seni rupa primitif mengusut seni yang karakteristiknya primitif atau masih sederhana. Mulai dari bentuk, warna, tekstur, dan komponen-komponen seni rupa lainnya direpresentasikan secara sederhana. Yang mana tidak jauh berbeda dengan berbagai lukisan yang terdapat dalam goa.

Dalam penggambaran hewan misalnya, bisa digambarkan dengan bentuk yang besar maupun sangat gemuk, tanpa menggunakan garis-garis dengan teknik khusus yang lebih rumit. Meskipun menggunakan unsur seni rupa yang digambarkan secara sederhana, tetapi terdapat kesan tersendiri saat Anda mengamatinya secara seksama.

18. Aliran Realisme

Barangkali, Anda sudah sering mendengar mengenai aliran ini. Aliran seni rupa Realisme menitikberatkan pada perwujudan objek sebagaimana yang aslinya, tanpa ada tambahan apapun. Objek direpresentasikan seutuhnya senada dengan yang terdapat pada kondisinya di lapangan.

Contohnya, saat melihat kelompok masyarakat yang sedang bertani menanam padi, maka sang perupa akan merepresentasikannya secara nyata seperti yang ditangkapnya.

Sebagaimana diketahui, terdapat dua macam seni rupa, yakni dua dimensi dan tiga dimensi. Untuk aliran seni rupa realisme, maka dalam kedua jenis seni rupa tersebut objek tetap diimplementasikan seutuhnya tanpa tambahan sentuhan apapun. Umumnya, objek berupa alam sekitar dengan aktivitasnya. 

19. Aliran Romantisme

Dalam setiap karya seni rupa dari aliran seni rupa Romantisme, terdapat suatu kisah tertentu di baliknya. Baik itu yang sifatnya romantis, dramatis, atau bahkan keduanya. Karena itu, perupa ingin mengisahkan suatu peristiwa tertentu menggunakan aliran ini. Yang menjadi ciri khas, biasanya pemilihan warna mencolok menjadi hal utama dalam pewarnaan seni rupa aliran ini. Kemudian, mulai dari objek sampai benda lain yang digambarkan biasanya memiliki warna yang kontras.

20. Aliran Surealisme

Apakah Anda telah familiar dengan aliran surealisme? Benar, aliran seni rupa surealisme menggambarkan objek yang imajinatif seperti yang ditemukan pada alam mimpi. Karenanya, terkadang terkesan tidak rasional serta kesan yang aneh. Objek yang direpresentasikan seolah terlihat aneh dan tidak berhubungan dengan dunia nyata. Akan tetapi, justru karena sifatnya yang demikian, sang perupa justru dapat merepresentasikan imajinasinya secara bebas dan luas.

Itulah penjelasan mengenai setiap aliran seni rupa yang ada. Dalam menciptakan sebuah seni rupa, baik dua dimensi maupun tiga dimensi, Anda bisa menggunakan berbagai aliran seni rupa sebagaimana yang telah disebutkan.

Ikuti informasi mengenai desain grafis dari ballaide di Google News.

Post a Comment

Post a Comment